Fenomena relativitas : Mengapa Raksa cair dan emas lunak?
Salah satu yang membuat saya menyukai kimia adalah banyak fenomena
alam yang bisa dijelaskan dengan kimia. Mungkin sebagian dari kita ada
yang pernah bertanya,” kenapa ya raksa kok cair atau emas kok lunak
padahal kedauanya termasuk logam?” . Setelah sekian lama mencari
jawabanya akhirnya saat kuliah kimia anorganik 3 saya mendapatkan
jawabannya.
Jika sebelumnya kita berbicara “life at molecular level” maka untuk
menjawab fenomena ini kita harus lebih ke dalam lagi yaitu ” life at
atomic level” dan ditambah dengan sedikit pengetahuan tentang fisika
modern. Sebagaimana yang telah kita ketahui, elektron bergerak
mengelilingi inti atom pada orbital tertentu yang sesuai dengan tingkat
energi elektron. Orbital merupakan daerah atau ruang yang peluang
menemukan elektronnya terbesar dan dalam teori klasik disebut lintasan.
Karena elektron bermuatan negatif sedangakan inti atom bermuatan
positif, terjadi gaya tarik antara inti ataom dengan elektron yang
disebut gaya Coloumb. Semakin besar muatan inti atom ( jumlah proton
makin banyak) maka gaya tarik ini akan makin besar.
Dari sistem periodik kita dapat menentukan konfigurasi elektron untuk raksa adalah [Kr]4f145d106s2.
Sebagaimana kita ketahui ikatan logam terbentuk dari penggunaan
bersama seluruh elektron valensi dari suatu material. Semakin banyak
elektron valensi yang terlibat maka ikatan logam akan semakin kuat.
Berdasarkan konfigurasi elektron di atas maka terlihat bahwa raksa
memiliki dua elektron valensi sama dengan barium (Ba) yang memilki
konfigurasi [Kr]6s2, tetapi titik leleh yang mencerminkan kekuatan ikatan logam berbeda jauh yaitu barium meleleh pada suhu 727 0C sedangkan raksa -38,30C.
Hal ini disebabkan ada efek relativitas pada raksa. Bagi yang sudah
pernah belajar relativitas dan masih ingat hingga sekarang, insya Allah
akan mudah memahaminya. Akan tetapi, bagi yang belum pernah belajar atau
sudah melupakan pelajaran fisika dasar di TPB pembahasan singkat
berikut semoga bisa membantu. Konsep relativitas dikemukakan oleh Albert
Einstein. Sebenarnya ada dua macam relativitas yaitu umum dan khusus,
tetapi yang akan kita gunakan adalah relativitas khusus. Asas dasar dari
teori ini adalah hukum fisika harus berlaku sama dimana-mana (bukan
bermaksud menyombongkan fisika, tetapi memang begitu adanya) dan
kecepatan cahaya harus sama kapanpun dan dimanapun kita mengamatinya.
Hal ini akan menyebabkan ada fenomena baru yaitu kontraksi panjang (
panjang suatu benda yang teramati menjadi lebih kecil), massa benda
membesar dan waktu menjadi lebih panjang..seru kan? Ambil mata kuliahnya
di Fisika ITB. Akan tetapi, gejala ini baru teramati secara nyata pada
benda yang bergerak dengan kecepatan tinggi yang mendekati kecepatan
cahaya.
Kembali ke pembahasan raksa, kita tahu bahwa merkuri memiliki jumlah
proton yang jauh lebih banyak dibandingkan barium sehingga gaya coloumb
antara inti dan elektron 6s di raksa lebih besar. Agar elektron 6s
tidak jatuh ke inti maka elektron tersebut harus bergerak lebih cepat.
Pada raksa, kecepatan elektron 6s tersebut mendekati kecepatan cahaya
sehingga massa elektron 6s pada raksa akan membesar. Hal ini
mengakibatkan energi elektron 6s tersebut semakin rendah (semakin besar,
tapi tandanya negatif). Karena energi elektron 6s makin negatif maka
jarak inti dan elektron 6s semakin dekat. Hal ini menyebabkan elektron
6s pada raksa yang seharusnya menjadi elektron valensi tertarik ke
dalam atom mendekati inti bahkan menjadi elektron dalam (bukan lagi
elktron valensi) dan orbital 5d menjadi di luar . Karena elektron
valensi raksa menjadi elektron dalam dan orbital 5d raksa sudah penuh
maka ikatan logam pada raksa menjadi sangat lemah sehingga raksa pada
suhu kamar berwujud cair.
Fenomena yang lain yaitu mengapa emas lunak juga dapat dijelaskan
dengan pendekatan di atas karena emas memiliki konfigurasi [Kr]4f14 5d106s1.
Sebagaimana raksa, orbital 6s di emas berubah orbital dalam, tetapi
saat itu terjadi transisi satu elektron dari 5d ke 6s sehingga
konfigurasinya menjadi [Kr]4f14 5d106s1.
Oleh karena itu, ikatan logamnya masih lebih kuat dibandingkan raksa
sebab meskipun elektron valensi di 6s berubah menjadi menjadi elektron
dalam, masih ada orbital 5d yang belum terisi penuh (masih ada 1
elektron tidak berapsangan) walaupun tetap lebih lemah dari kebanyakan
logam. Akibatnya, meskipun berwujud padat, emas sangat lunak.
Sebenarnya tidak hanya raksa dan emas yang mengalami efek
relativistik tersebut, unsur lain yang memiliki jumlah proton yang
sangat banyak juga mengalami hal serupa. Ciri unsur yang mengalami efek
ini adalah mempunyai orbital f baik 4f maupun 5f. Jika kita belajar
lebih lanjut, keseluruhan efek ini menghasilkan fenomena kontraksi
lantanida dan kontraksi aktinida.
4 komentar:
ternyata emas murni itu lunak ya, baru tahu saya. terimakasih infonya gan. :D
bagus sekali infonya. membuat saya jadi tambah wawasan. tetap lanjutkan ya.
bagus bro infonya. tetap semangat posting info yang menarik ya. tengkyu :D
perhiasan emas yang aku pakai ini, ternyata semula sangat lunak ya. info yang menarik kakak. teruskan postingannya ya. :D
Posting Komentar